Besucher

Freitag, 16. April 2010

Bahasa Perempuan, Bahasa Lelaki

'Hanya usul, bukan Perintah!''
====================================================
Sumber : Sueddeutsche Zeitung, 21.04.2006, 14:32
Sebuah Interview oleh Silke Lode
Terjemahan bahasa Indonesia oleh Ebeth Resmol
====================================================
Laki-laki dan perempuan saling berkomunikasi dalam pekerjaan - mereka menggunakan gaya bahasa yang berbeda. Tapi apakah kesalahpahaman ini disebabkan oleh perbedaan jenis kelamin?

Laki-laki dan perempuan saling berkomunikasi dalam pekerjaan – hal itu setidaknya merupakan pandangan yang lazim. Helmut Ebert sebagai seorang Professor pada Institusi untuk Germanistik di Universitas Bonn, telah menelaah, apa benar ada perbedaan gaya bahasa dari pria dan wanita.
Ebert secara serius terlibat dalam Organisasi Komunikasi – hal itu merupakan salah satu contoh misalnya untuk Komunikasi dengan rekan kerja, pelanggan dan para pemegang saham.

Bersama dengan Gabriele Dafft dari Kantor Urusan Geaografi Rheinland, ia mengamati dan menganalisa gaya bicara pria dan wanita dalam setiap rapat kerja.

Dalam musim panas berikutnya muncul karya Ebert "Panduan Komunikasi Masyarakat", yang ditujukan pada bagian Administrasi, tentang bagaimana cara menulis yang benar.

sueddeutsche.de: Pak Ebert, sekarang anda telah membuktikan secara ilmiah, bahwa dalam pekerjaan sehari-hari terdapat perbendaan yang menyolok dalam bahasa yang digunakan oleh pria dan wanita – bagaimana anda mengetahuinya?


Helmut Ebert: Kami ingin mengetahui: Apakah benar ada perbedaan-perbedaan ini? Apakah kami dapat mengidentifikasi cara-cara yang berbeda? Untuk mencapai tujuan tersebut kami telah mencatat empat kali rapat kerja di Daerah Rhineland. Hal ini memiliki sekitar 100 halaman hasil teks yang kemuadian telah dievaluasi.

Kami telah memperhatikan, bahwa sedikitnya ada satu rapat kerja yang dipimpin oleh seorang wanita. Tiga rapat kerja lainnya dipimpin oleh seorang pria. Anggota rapat terdiri dari pria dan wanita dengan jumlah yang sama banyaknya.


sueddeutsche.de: Apakah ada hasil yang mengejutkan anda?

Ebert: Yang mengejutkan adalah peryataannya: mengungkapkannya berbeda-beda. Saya menyebutnya cara-cara sosial, karena tentu saja lelaki juga menggunakan gaya bahasa feminin. Tapi tidak sering.

sueddeutsche.de: Dapatkah anda memberikan contoh yang lebih sederhana, bagaimana lelaki ataupun wanita mengungkapkan keinginannya secara berbeda?

Ebert: Salah satu contohnya misalnya dalam hal memberi perintah. Wanita lebih sering mengungkapkannya secara tidak langsung, sedangkan lelaki sebaliknya. "Ambilkan saya itu, tolong!" - itu gaya lelaki membahasakan perintahnya, "Apa mungkin saya bisa memperoleh itu?" adalah cara perempuan.

Hasil: Seorang wanita memberi perintah kepada seorang lelaki. Jika lelaki itu tidak memahami pola tersebut, mungkin saja dia tidak menganggapnya sebagai perintah. kelambanannya merupakan hasil dari kesalahpahaman: "Itu cuma saran, bukan perintah."

sueddeutsche.de: Apakah ada perbedaan-perbedaan mencolok lainnya?

Ebert: Solusi adalah contoh lain. Dalam pengambilan keputusan wanita lebih memberi solusi terbuka dan toleransi sebagai "kemungkinan", sementara pria cenderung menawarkan usul mereka bahkan lebih akhir.


Bagi wanita, pernyataan mereka bisa dinegosiasi, tetapi lelaki tidak bisa menerima negosiasi perempuan dengan baik. Oleh karena itu sulit untuk membuat keputusan melalui secara aklamasi.



Lesen Sie diesen von Silker Lode originalen Text in Deutsch



http://www.trafficzap.com/exchange/index.php?rid=77452

Keine Kommentare:

Kommentar veröffentlichen