Besucher

Sonntag, 14. März 2010

Bekerja di Jerman: Keberuntungan dalam Ketidakberuntungan

Bekerja di Jerman pasti merupakan keinginan semua orang. Tapi banyak dari 'mereka yang berkeinginan' tidak berujung pada suatu hasil akhir yang diharapkan. Apapun alasannya, hanya mereka sendiri dan Tuhan yang tahu. Atau, mungkin hanya baru sebuah 'keinginan'?!

Tapi lihat! Hanya sedikit orang yang sungguh-sungguh mencari tanpa putus asa, dan mereka menemukan pemandu jalan kesana. Setidaknya menemukan seorang teman, yang sudah melangkah lebih dahulu...mungkin tulisan ini dibaca oleh sesorang, dan kemudian menganggap saya seorang pemandu jalan kesana. Itu tidak benar!! karena saya bukan sorang pemandu jalan. Saya adalah Pengajar Bahasa Jerman. Hanya karena tidak ada masa depan untuk saya (bahkan setelah mengajar freelance di universitas di jakarta bertahun-tahun) maka saya harus belajar kembali untuk membenahi semuanya dan melihat peluang yang lebih jauh. Jerman! Disinilah mata saya dibukakan, bahwa banyak keberuntungan dalam ketidakberuntungan saya di Indonesia.

Apakah saya harus senang, karena saya mengajar begitu banyak orang asing di Jerman dan membuat mereka memiliki peluang yang lebih bagus kedepan untuk hidup yang lebih layak di Jerman? Ataukah saya harus merasa tidak berguna, karena bahkan dinegara sendiripun saya tidak memiliki tempat tetap untuk berkarir?

Saya seorang Indonesia asli, lahir dari perkawinan sah Levinus Arius Resmol dari Tutrean dan Levina Somnaikubun dari Weduar, kepulauan kei kecil, kabupaten Maluku Tenggara. Tual adalah suatu kota kecil di Indonesia, yang luas kepulauannya hampir separuh dari luas Hessen, negara bagian tempat saya tinggal sekarang. Seandainya mereka masih hidup, saya pasti menghubungi mereka untuk mendengar pendapatnya, karena nama mereka berada paling atas, dari daftar nama-nama orang yang akan saya tanyain pendapatnya sekarang. Sayang...!

Dengan lilin doa yang ikut saya nyalakan kemarin di Koelner Dom khusus untuk mereka cukup membuat saya tenang. Bahkan ketika membaca tulisan seseorang yang menanggapi kritis kunjungan saya ke Koeln kemarin berpontensi memprovokasi, saya cukup tenang untuk tidak menanggapi apapun. Meskipun saya ingin melakukan dan meceritakan semuanya sebagai pembelaan diri dan penjelesan ulang. Tapi, tidak! Itu bukan saya. Persetan dengan warning - warning yang manjadikan saya seperti seorang Idiot!!! Saya tahu apa yang saya pikirkan, rencanakan dan yang akan saya lakukan. Jika seseorang menganggap apa yang saya lakukan hanya merupakan suatu 'politik', itu karena dia melihatnya dari sudut pandang yang berbeda. Saya belajar untuk menghargai itu, dengan cara saya dan dari sudut pandang saya. Apapun bedanya, kita hanya bisa maju dengan cara menghargai setiap perbedaan sudut pandang.

Ketika mulai mempersiapkan pekerjaan saya di jerman sejak kunjungan tahun lalu, semuanya pontang panting. Tidak mudah ternyata untuk bisa bekerja di Jerman. Apalagi setelah Jerman menjadi salah satu pencetus dan leader dalam penyatuan eropa. Kita tidak hanya bersaing dengan orang Jerman, tetapi juga dengan seluruh masayarakat uni eropa. Warga Jerman merupakan prioritas disini untuk semua jenis pekerjaan yang ada, setelah itu baru warga EU, dan dirutuan terakhir barulah orang lain diluar EU yang memiliki kualifikasi lebih, teristimewa untuk posisi yang dilamar. Proses ini akan melalui ujian sangat ketat dengan birokrasi Arbeitsamt di Jerman yang harus dipatuhi semua orang. Satu yang saya syukuri, saya tidak pernah mengeluarkan uang sesenpun untuk siapapun yang menguji semua kualifikasi saya.

Ketidakberuntungan saya disini adalah, tidak memulai semuanya ini dari dulu. Tapi saya tidak menyesalinya, karena saya memang tidak memiliki peluang lain menunggu waktu yang direncanakan itu tiba. Saya toh bukan dari keluarga kaya, yang mampu memberikan semuanya. Almarhum orang tua saya hanya seorang guru yang mengabdi puluhan tahun untuk yayasan gereja, tanpa ada kejelasan gajinya. Kadang hanya makan bubur, karena persedian beras harus bisa untuk hari yang ditentukan. Itu menjadikan saya tumbuh dalam pandangan yang terbiasa "merencanakan hidup" bukan "menjalani hidup".

Meski pontang panting saya melalui hidup yang saya rencanakan, tapi toh saya bisa sampai disini. Setidaknya saya bisa bernapas lega, karena rencana untuk hidup saya berjalan sesuai yang seharusnya, meski kadang sering terjadi "delay" , tapi toh tetap terealisasi.

Masa-masa sulit untuk penyesuaian dalam lingkungan kerja selalu terjadi dimanapun. Sayapun sudah terbiasa di Indonesia dengan "musuh" yang bertopeng "teman". Tetapi saya tidak bisa membenci seseorang lebih lama, ketika saya mengingat salah satu hal baik yang pernah saya lakukan dengan tulus untuknya. Setidaknya itu kunci saya. Kalau orang melihat kita negativ, apakah itu berpengaruh jika kita tetap berpikir positiv? dari begitu banyak keberuntungan saya disini, ada juga yang tidak membawa keberuntungan untuk diri saya sendiri dan beberapa orang yang mengasihi saya, termasuk teman - teman sejati dan mereka yang menglompokan dirinya kedalam kategori "musuh" bertopeng "teman". Jadi, pandangan orang tentang keberuntungan itu berbeda-beda; Dan ini adalah cerita saya dari pengalaman minggu ini. Semoga berguna bagi yang membaca, teristimewa untuk seseorang yang kadang meragukan saya.(ilu,imu,iku)

Salam dari Muenster


==================================
Referensi-Videos untuk Thema ini :
==================================
Bagaimana mempersiapkan diri sebelum melamar kerja di Jerman?
(Jika ketika kalimat dalam surat pemberitahuan, dimulai dengan kata 'leider')

Bagaimana membuat lamaran kerja yang baik?

Bagaimana membuat Lebenslauf yang baik?

Bagaimana mempersiapkan dan Tipps menghadapi sebuah Job Interview atau Vorstellungsgespraech?

Kosakata:
leider = sayang sekali

Keterangan:
(Pemula yang tidak memiliki kosa kata yang cukup dalam bahasa Jerman, biasanya menjadikan kata ini sebagai kata kunci, apakah lamaran mereka diterima atau ditolak.)

===================================================

Apakah anda sedang belajar bahasa Jerman dan ingin mempersiapkan diri untuk ke Jerman? Semoga Projekt "Sätze der Woche" yang saya tulis dari pengalaman sehari dalam bentuk kalimat-kalimat sederhana dalam bahasa Jerman bisa menjadi referensi untuk kosa kata bahasa Jerman.

====================================================







































http://www.trafficzap.com/exchange/index.php?rid=77452

Keine Kommentare:

Kommentar veröffentlichen